Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Minggu, 22 Agustus 2010

'REMBULAN & KAMI YANG MABOK

Kami tenggak sebotol minuman, lalu kami buang botolnya di lautan. Kami berjalan gontai tak tahu arah tujuan kami. Kami bertemu dengan danau, kamu bernang menyelami seribu kali dalamnya air mata kami. Sesekali kami larut dalam akar-akar kebohongan dan kemunafikan. Terkadang kami merasa polos, dan jujur.
Satu demi satu kami hitung bintang-bintang yang mengitari rembulan. Belum selesai kami menghitung bintang itu. Aku segera mencari rahasia kecantikan rembulan itu. Karena cintanya pada rembulan kami tak sudi lagi menghitung bintang.

Di danau kami menelan rembulan yang telanjang itu. Kami masukkan ke dalam mulut kami, hingga cahayanya ikut terbawa. Dunia kehilan rembulan dan cahayanya. Malam menjadi gelap karena kerakusan kami. Di langit sana sudah tak lagi ada tubuh rembulan yang cantik. Malam pun menangis kehilangan pasangannya.

Tiba-tiba kami mual. Mulut kami terasa pahit. Dan kami memuntahkan rembulan yang kamu telan malam tadi. Dan kini kami tahu bahwa rasa tidak bisa di paksakan.
[wonosobo, 27 mei 2010]

0 komentar:

Posting Komentar